Tak selesai di situ. Bang Iwan diam-diam "beraksi". Ternyata, "mencicipkan" uang hadiah itu kepada Pedagang mi pangsit, beberapa Pengendara Ojek yang ada di pangkalan, termasuk Makwo Ita yang menceritakan aktivitas itu kepadaku.
"Sorry Jack. I Tried to compose myself in toilet!"
Aku belum tahu banyak tradisi di Amerika. Aku hanya diberitahu, Mbak Widz menangis, karena uang hadiah itu tidak Bang Iwan nikmati sendiri, namun juga mau berbagi. Dan aku jadi tahu, di Amerika kalau mau menangis mesti ngumpet ke toilet!Â
Aku tentu saja gak ikutan nangis. Berlagak bak filosof kesasar, aku menulis lagi.
"Hematku, kalau Mbak bergerak atas nama cinta. Maka cinta mampu memberikan kado terindah. Tanpa disangka dan tanpa diminta."
"Hadeuh! Jangan bikin aku ke toilet lagi!"
Begitulah! Aku tak akan melanjutkan kisah ini lagi. Khawatir, semua orang di Amerika akan ke toilet, gegara Mbak Widz! Hiks...
[ditulis untuk Kompasiana]