Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kisah Penakluk Kebocoran dan Pengendali Angin

11 Februari 2021   18:18 Diperbarui: 13 Februari 2021   18:36 1433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peralatan Tambal Ban Api milik Bang Iwan (Dokumentasi pribadi zaldychan)

Pengalaman hidup dan lingkungan pergaulan, membentuk watak keras pada kepribadian Bang Iwan. Namun, Jika ada pelanggan yang butuh angin atau ban bocor tapi memang tak memiliki uang. Kata "gratis!" akan meluncur begitu saja. Tarif sepuluh ribu sekali tambal, tak berlaku.

Foto Meja kerja Bang Iwan untuk Tambal Ban Api (Dokumentasi pribadi zaldychan)
Foto Meja kerja Bang Iwan untuk Tambal Ban Api (Dokumentasi pribadi zaldychan)
Kelima. Rendah Hati.

Sangat jarang orang memuji atau menyigi keberadaan ban. Acapkali pujian itu terlontar untuk merek kendaraan keluaran terbaru, kekuatan mesin, keindahan dan beragam asesoris yang melekat. Padahal semua itu tak bermakna jika tanpa ban, atau bannya kempes, kan?

Bang Iwan, terbiasa dihadapkan pada pandangan sebelah mata atas profesinya. Tak hanya bekerja pada cuaca hujan maupun panas, cermat mencari beragam benda penyebab bocor. Juga kalem menjumpai bermacam lagak laku pelanggan yang "Bossy" dan ingin serba cepat.

Keenam. Membantu Mencapai Tujuan.

Pemilik kendaraan, entah mobil, motor, sepeda hingga perusahaan penerbangan, tak akan pernah ke mana-mana tanpa keberadaan ban. Ban menjadi unsur penting untuk membantu mencapai tujuan sebuah perjalanan.

Saat ini, anak tertua Bang Iwan sudah meraih sarjana dan menjadi guru. Anak kedua tahun pertama kuliah. Dua lainnya masih duduk di SD dan SMP. Apa keinginan Bang Iwan untuk anaknya? "Kerjaku memang tukang tambal ban. Tapi, anakku jangan sepertiku!"

Foto ruang kecil tempat Bang Iwan berjuang (Dokumentasi pribadi zaldychan)
Foto ruang kecil tempat Bang Iwan berjuang (Dokumentasi pribadi zaldychan)
Terus?

Dalam hal tekad dan semangat, aku pribadi banyak belajar dari Bang Iwan. Bersenjatakan satu kotak kayu berisi aneka kunci, mesin kompresor, serta kompor gas dan tabung elpiji 3 Kg. Perjuangan menaklukkan aral rintang kehidupan dilalui dengan ketekunan.

"Pakwo Preman" adalah sapaan dari anak-anakku untuk Bang Iwan. Namun, mereka akan otomatis bertukar salam jika bertemu. Alasan anak-anakku sederhana. Setiap kali ban sepeda mereka kurang angin atau bocor, uang anakku tak laku.

"Pakwo Preman tak pernah mau dibayar, Yah!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun