Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[RTC] Untuk Apang Paranggi

1 Februari 2021   12:55 Diperbarui: 1 Februari 2021   13:42 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pantai tropis (sumber gambar: pixabay.com)

Aku tak bisa menghentikan keluhanmu. Sama halnya, saat kau berkicau tentang Pantai Lombang-Lombang yang masih alami. Pantai Manakara yang berpasir putih. Dan Pallipis, pantai favoritmu untuk ditawarkan kepada wisatawan. Terutama dari mancanegara.

Sesungguhnya, akupun ingin berkisah tentang Pantai Panjang Bengkulu. Tentang pasir pantai yang tersaji sepanjang mata memandang. Atau Benteng Marlborough peninggalan Inggris. Tapi, jaraknya terlalu jauh dari tempatku. Butuh dua jam perjalanan.

Aku lebih memilih bercerita tentang pemandian Suban Air Panas yang sekarang sudah memiliki kolam renang, jalur pendakian alami Gunung Api Kaba, serta jernihnya air terjun Curup Embun.

"Mamuju juga punya air terjun, Bang! Ada air terjun Malute. Nah, kalau air terjun Tamasapi, tingginya puluhan meter, Bang! Di pegunungan!"

Lagi. Aku tak akan menghentikan ceritamu. Bagimu, daerah kelahiranmu adalah yang terindah. Dan, aku sepakat denganmu. Semua orang akan begitu, tah?

"Maaf, Bang. VC  tadi terputus. Sinyal cenat-cenut!"

Pesan itu kubaca, pada hari kedua tahun baru. Dan, kita berdua tahu, ponsel tak lagi memisahkan ruang, jarak dan waktu. Tapi, sinyal acapkali mengganggu.

Subuh jumat, dua minggu lalu. Aku mendengar kabar Gempa di Mamuju. Dan, aku mengingatmu.

Belasan panggilan tak terjawab. Puluhan pesanku tak pernah ada balasan. Bukan centang biru. Hanya centang dua berwarna abu-abu. Tanda pesanku belum terbaca.

Hari pertama usai gempa. Berita televisi mengabarkan, getaran itu merenggut puluhan jiwa. Dua ribu orang harus tinggal di pengungsian.

"Kau baik-baik saja, kah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun