Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kepak Sayap Putih Abu-abu [6]

24 Januari 2021   20:39 Diperbarui: 25 Januari 2021   10:34 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustatrasi gambar anak lelaki (sumber gambar : pixabay.com)

Kisah sebelumnya.

Uh! Panas sekali.

Azki mengayuh sepedanya lebih cepat. sekilas melirik jam. Setengah dua!

Azki menambah kecepatan. Ransel hitam di pundaknya mengikuti irama kayuhan kakinya. Memasuki pasar, Azki berbelok ke kiri. Mengerem, meloncat turun, dan segera berlari sambil menuntun sepedanya menuju kios.

Kios dipenuhi orang yang ingin membeli koran, majalah, dan buku cerita anak. Azki menyeruak masuk. Dedi sibuk melayani pembeli. Azki membuka ransel dan mengambil kantong plastik hitam. Segera menyelinap keluar.

 "Hei! Ke mana?"

Dedi sekilas melihat bayangan Azki. Teriakan Dedi menarik perhatian orang-orang di sekitar kios. Azki tak menjawab. Tangan kanannya terangkat dengan jari telunjuk mengarah ke seberang jalan. Dedi tersenyum. Mengerti.

Azki menyeberangi jalan. Berlari ke masjid. Membuka sepatu. Mengeluarkan kain sarung, baju kaos, celana pendek selutut, dan handuk kecil. Segera lenyap ke tempat wudhu. 

Segar! 

Azki bersyukur dalam hati. Sudah berganti pakaian dan mengenakan kain sarung. Kemudian masuk ke dalam masjid. Menuju tempat yang disukainya. Persis di depan mihrab.

Taklama kemudian Azki hanyut dalam sujud pada Penguasa siang dan malam.

Robbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani saghira. Ya Allah. Ampuni dosaku dan kedua orangtuaku. Berikan kebahagiaan kepada ayah dan ibuku. Rabbi zidni 'ilmaa warzuqni fahmaa. Yaa Allah, berikan ilmu yang bermanfaat untukku. Jernihkanlah pikiranku. Yaa Allah, berikan kekuatan dan kesabaran padaku. Tabahkan aku saat menjalani hari-hariku. Amiin.

Azki menutup do'a. Mengusap wajahnya. Secepatnya keluar dari masjid. Membuka sarung. Melipat dan membungkusnya dengan kantong plastik hitam. Azki segera mengenakan sepatunya.

"Assalamu'alaikum. Terlambat?"

Sosok lelaki paruh baya, telah duduk di sampingnya. Azki menoleh. Lalu tersenyum. Seraya menjawab salam.

"Terpaksa, Mang."

Azki menyalami Mang Amin, penjaga masjid. Guru ngajinya dulu. Mang Amin tidak suka melihat Azki telat melaksanakan kewajiban yang satu ini.

"Hari ini sudah mulai sekolah, Mang!"

"SMA berapa?"

"SMA Bakti Satu."

"Alhamdulillah. Hebat! Itu sekolah favorit, kan?"

Azki tersenyum. Mang Amin memandang Azki dengan penuh arti. "Kamu harus lebih rajin lagi belajar!"

"Do'akan Mang. Aku pergi dulu, ya? Koran pagi tadi baru separuh diantar. Assalamu'alaikum."

Azki berdiri. Berbalik menuju kios. Mang Amin menatap punggung Azki. Wajahnya cerah. SMA Bakti Satu?

"Hei! SMA Bakti Satu itu jauh, kan?" Suara Mang Amin tertahan. Azki kembali membalikkan badan.

"Lumayan, Mang. Limabelas kilo, kalau dari sini."

"Angkot mahal, kan? Apalagi kalau naik ojek."

"Kan ada sepeda? Sudah dulu Mang. Nanti aku dimarahi Bang Dedi."

Sahut Azki cepat sambil tersenyum, kembali pamit.

"Oh! Hati-hati!" Mang Amin berpesan.

Azki sudah menyeberangi. Kios agak lengang. Ilham anak asuh Dedi, sibuk menyusun tumpukan koran yang tak terjual. Biasanya diloakkan.

Azki segera meraih ransel besarnya. Dedi memandang Azki.

"Bagaimana sekolahmu?"

"Ceritanya panjang, Bang! Nanti saja, ya? Koran pagi tadi belum kuantar semua! Maaf Bang!"

Dedi tersenyum. Maklum.

"Tinggal berapa lagi?"

Dedi melihat Azki membuka, dan menghitung koran yang ada di dalam ranselnya. "Masih limabelas!"

"Sudah, kamu istirahat dulu. Biar Ilham yang antarkan."

"Tapi..."

"Hari ini pengecualian. Besok-besok, kamu harus atur waktu."

Dedi mengambil ransel di tangan Azki. Menyerahkan kepada Ilham. Azki meraih secarik kertas. Mengingat dan menuliskan nama-nama pelanggan koran yang belum diantar.

Curup, 24.01.2021

Zaldychan

[Hari Penuh Doa]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun