Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Untuk Sebuah Nama

20 Januari 2021   15:48 Diperbarui: 20 Januari 2021   17:54 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perempuan itu tersenyum. Menggandeng tangan milik gadis kecilnya, berjalan pelan meninggalkanku. Lima lembar uang seratus ribu masih kupegang. Tanganku bergerak pelan meraih spidol, dan menulis di papan tulis, "Hamba Allah : Rp. 500. 000,-"

Hari keempat di Posko penggalangan Dana untuk Gempa Bumi Sulawesi Barat. Enam puluh tiga orang donatur memiliki nama sama. Hamba Allah.

Sesungguhnya tak ada masalah atau perdebatan dengan nama itu. Toh, menurutku, semua orang adalah hamba Allah. Dan segala sesuatu di dunia ini adalah makhluk Allah. Hanya saja, kenapa setiap membuka posko, tiba-tiba nama Hamba Allah laris manis?

Apakah semua orang menjadi pengikut William Shakespeare dengan kredo "Apalah arti sebuah nama?"

Aku masih teringat kekeliruanku pada temanku yang bernama Ari. Saat kusapa "Mas Ari", ternyata seorang perempuan. Atau sebaliknya, kusapa "Mbak Susy" ternyata seorang lelaki yang bertubuh tinggi besar bak aktor laga!

Aku pernah kelimpungan menentukan nama anakku. Akhirnya mencari dan membeli beberapa buku kumpulan nama. Memilah dan memilih satu nama dari ribuan nama pilihan yang tersaji. Sambil waswas menanti kelahiran, berharap nama yang dipilih, sesuai dengan jenis kelamin.

Saat sekolah dasar. Tak terhitung, berapa kali aku berkelahi. Dengan teman sebangku, satu kelas, satu sekolah atau anak sekolah lain. Tak peduli kakak kelas atau bertubuh lebih besar dariku. Hanya gara-gara menyebut nama bapak dan ibuku. Itu penghinaan bagiku!

Nama adalah kehormatan. Banyak orang bertarung hingga kehilangan nyawa untuk mempertahankan nama. Atau sebaliknya, kehilangan nama. Jika keliru memilih jalan, meraih kehormatan tanpa kehormatan.

"Bang. Duit Abang kemarin masih sisa!"

"Masukkan ke Posko aja!"

"Pakai nama..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun