"Itu trik! Kalau ada wasit, aku yang menang. Kau didiskualifikasi!"
"Kau memang..."
Fahmi semakin geregetan. Rasanya ingin memukul sekali lagi. Azki tertawa.
"Hei! Kamu berdua. Maju!"
Tiba-tiba terdengar suara keras dari barisan paling depan. Sosok seperti tentara berseragam putih-putih memanggil Azki dan Fahmi. Rupanya komandan upacara tadi. Semua anak kelas satu menoleh ke belakang. Azki dan Fahmi bertukar pandang. Kemudian perlahan maju.
"Anak ini lagi!" Azki mendengar satu celetukan, saat melewati barisan anak perempuan. Matanya segera melotot mencari sasaran. Anak-anak perempuan serentak tegang.
"Cepat! Berdiri di sini. Sikap sempurna!"
Rentetan perintah mengalir deras. Keduanya berdiri kaku. Azki menatap orang yang memberikan perintah. M. Irfan! Azki membaca papan namanya. Fahmi menekuk kepalanya.
"Baru kelas satu. Sudah banyak tingkah!"
Azki dan Fahmi diam.
"Mulai detik ini hingga dua jam ke depan, aku yang mempunyai hak atas diri kamu berdua. Juga kalian semua!".