"Aku tak ingin berjanji. Tapi, aku akan menjagamu seumur hidupku!"
Di balik kelopak matamu yang basah, kau pasti mengerti. Kuingin, kehilangan segera menjadi masa lalu. Ketika satu-persatu kau hadirkan buah cinta untukku.
Namun, kehadiran anak-anak dari rahimmu tak pernah sepenuhnya berhasil memupus rasa takut kehilangan itu. Bagimu, kehilangan adalah bayangan kelam yang tak pernah mampu diredam.
"Mas mau berjanji?"
Entahlah! Aku tak tahu yang kau pikirkan. Malam itu, kau menangis dalam diam di pelukku.Â
Hangat beningmu kurasakan di bahuku. Usai kuusap helai rambutmu yang mulai memutih letih menjejaki usia.
***
Hari ini. Di antara butiran hujan dan bisikan kehilangan. Aku kembali menulis lagi. Sebuah obituari.
Tidak untuk mengabarkan berita kematian. Tetapi untuk merayakan kehidupan.
Curup,01.11.2020