Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Di antara Butiran Hujan dan Bisikan Kehilangan

1 November 2020   16:39 Diperbarui: 3 November 2020   11:48 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Payung dan Butiran Hujan (Illustrated by Pixabay.com)

Aku lebih memilih diam. Kisah masa kecilmu, cukup menjadi alasanku. Memilikimu.

***

Kau pernah bertandang ke ruang tamu, agar aku melihat tumpahan beningmu. Usai kau mendapat berita, jika saudara tertuamu akan menikah. Bagimu, kebahagiaan saudaramu itu adalah kehilanganmu.

Lagi dan berulang lagi. Tangismu hadir di hadapku. Ketika waktu mengatur satu-persatu saudaramu harus menikah. Apalagi, tak ada satu pun dari peristiwa itu, bisa kau saksikan. 

Kembali, waktu berkuasa meracik menu kehilangan paling bisu untukmu.

Kau pun mulai percaya, hidupmu tegak di atas pondasi rapuh. Kehilangan demi kehilangan datang silih berganti. Hingga kau terbiasa melukis sketsa sepi. Sendiri.

Aku tak berani menentang takdirku!

Kalimat itu tertulis pada lembar kedua suratmu. Sebuah pesan tersembunyi dari mimpimu, saat aku harus pergi meninggalkanmu. Kau mengerti semua alasan kepergian itu. Mewujudkan anganku. Kau sepenuhnya milikku.

***

Kukira, kau mulai melupakan bayang-bayang tentang kehilangan, saat kutemui ayah dan ibumu. Memintamu menjadi ibu bagi anak-anakku.

"Terima kasih, Mas. Aku..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun