Debur ombak sibuk bercengkrama dengan angin. Menunggu pertukaran peran. Dari angin laut, menjadi angin darat. Di kejauhan, titik-titik lampu perahu nelayan terlihat samar.
"Coba cek lagi titik aksi!"
"Kantor Gubernur, Kantor DPRD, Stasiun TVRI dan RRI, kan?"
"Terminal?"
"Lah? Kenapa..."
"Teman-teman itu naik bus, kan?"
Wajah Agil terkejut. Kemudian anggukkan kepala tanda mengerti. Kembali kulihat wajah-wajah saling bertukar pandang, tetap tanpa suara.
"Sekarang bentuk dua tim."
"Maksudnya?"
"Cegat bus dari Solok di Indarung, dekat Pabrik Semen Padang. Arahkan ke Unand! Yang dari Bukittinggi dan Batusangkar tunggu di dekat Bandara Tabing. Ajak berhenti di UNP. Aparat tak berani masuk kampus!"
Dari kejauhan. Sayup terdengar azan subuh. Empat orang yang sudah ajukan diri. Bersiap untuk berangkat menuju dua titik. Pabrik Semen Padang dan Bandara Tabing.