Secepat kilat tangan Mang Edi merebut buku di tanganku. Sakit terasa di ubun-ubunku. Tiga pukulan Mang Edi, membuat kesadaranku kembali pulih. Matanya, menusuk tajam ke mataku.
"Ingat! Aku bukan penguasa! Sejarah pun tak pernah berkuasa."
Curup, 22.09.2020
[Ditulis untuk Kompasiana dan Kompasianers]
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!