***
"Kita pulang, yuk?"
Mang Edi mengambil gelas di hadap dudukku. Mereguk kopi, bersisa setengah dan sudah dingin. "Hujan mengundang sepi," kalimat sakti dari Mang Edi terbukti malam ini. Pasar malam hanya diramaikan titik-titik hujan, tapi sepi pengunjung.
"Terserah Mamang!"
"Kapan kau ujian?"
Mata Mang Edi melirik buku di tanganku. Setelah dianggap lulus kursus, Mang Edi selalu mengajakku untuk tampil di panggung pasar malam. Namun, malam ini  tak ada pertunjukan dengan alasan hujan.
"Senin, Mang!"
"Kau aneh! Calon guru malah belajar sulap!"
Kubiarkan, Mang Edi tertawa puas sambil merapikan peralatan sulap. Karena ia tahu, trik-trik sulap pun bisa dimanfaatkan bagi calon guru sepertiku. Setidaknya, untuk menarik minat siswa, saat mereka merasa lelah atau ada pelajaran yang membuat jenuh.
"Mamang bisa menyulap sejarah?"
Pluk! Plak! Pluk