Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Usai Subuh Sebelum Pukul Tujuh

20 September 2020   18:26 Diperbarui: 21 September 2020   10:13 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by Pixabay.com

Sekolah-sekolah ditutup, belajar dialihkan menggunakan ponsel. Jamaah masjid jauh berkurang. Ibu-ibu yang minta di antar ke pasar semakin jarang. Pegawai berseragam banyak yang tak terlihat sebagai pelanggan.

***

Marto tak lagi tersenyum. Dengan diam, duduk di hadapku. Aku mengerti, pertanyaan tentang tuyul itu, cara santun Marto menegurku.

"Tadi, Abang lihat aku keluar dari gerbang masjid, kan?"

Kurogoh saku depan jaketku. Meraih selembar sepuluh ribu, ongkos penumpang pertama pagi itu untukku.

"Maafkan aku, ya? Ini..."

"Bukan tentang uang, Bang!"

Nada suara Marto lebih sakit, dari rasa kopiku yang sedikit pahit. Kedai kopi, kembali merenangi sepi.

Curup, 20.09.2020

Zaldychan

[ditulis untuk Kompasiana]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun