Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Tiga Presiden

14 September 2020   20:10 Diperbarui: 15 September 2020   19:45 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi piano dan jam (sumber gambar : pixabay.com)

Aku hanya ingin bilang, Walesa menjadi sosok sensasional saat itu. Alasannya? Aku memberikan jawaban yang cukup logis padamu.

Ia orang pinggiran! Kelas pekerja yang mencelat ke permukaan. Tak hanya di negaranya, namun juga dunia. Nobel perdamaian tahun 1993 diraihnya. Alasan yang cukup, kan?

Aih, sudahlah! Kau tak perlu menghitung usiamu saat itu! Nanti aku yang malu. 

Tak usah tertawa! Jika kau anggap aku lucu. Maka kau akan tertawa jika kuceritakan tentang Volodymyr Zelensky. Presiden negara Ukraina, Kau baru mendengar nama itu?

Betul! Kau sepertiku. Karena suka sepakbola, kau lebih mengenal Andrei Shevchenko. Penyerang luar biasa dari klub Italia, AC Milan. Kitapun sama mengenal Klitschko bersaudara. Juara tinju dunia kelas berat.

Bahkan, Vitali Klitschko sekarang juga terjun ke dunia politik. Dan kau ingat? Ia seorang Doktor. Namun doktor itu presidennya si Zelensky! Kau tahu? Dia mantan pelawak! Haha...

Begitulah! Jejak langkah seseorang tak ada yang tahu muaranya. Kukira, tak seorangpun bisa membayangkan. Jika seorang aktor, tukang listrik atau pelawak bisa jadi presiden, kan? Namun Ada!

Terkadang, aku jadi berpikir. Menjadi presiden itu mudah! Eits, jangan membantah dulu. Oh, kau mau menambah kopimu? Iya. Sekalian isi lagi gelasku, ya?

***

Terima kasih. Kau tamu yang baik. Bisa kumulai lagi?

Ada tiga pelajaran dari tiga presiden tadi. Terlepas dari situasi dan kondisi, atau dukungan juga sokongan dana. Namun ini penting untuk kuceritakan padamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun