Namun, Semakin hari, semakin banyak hal-hal baru yang viral. Dan bisa dengan alasan yang sangat "nganeh"!
Secara kiramologi, mungkin saja, ini hanya katarsis (ledakan, pelarian atau penyucian jiwa) dari titik jenuh semasa korona? Ketika hasrat individu tersekat dari kebebasan yang diinginkan. Sehingga butuh dan mencari sesuatu sebagai papan pantul atau pelampiasan?
Contoh paling mudah adalah fenomena Avatar. Tak hanya sebagai euphoria sesaat, ikut-ikutan atau terpengaruh orang lain. Bukan saja sebagai ajang kompetisi, "dia bisa, aku juga punya".
Sila cek di linimasa facebook. Ada kebahagiaan dan kesenangan usai mengunggah bentuk avatar versi sendiri. Mungkin ini ranah psikologi, namun aplikasi Avatar itu, membuat seseorang merasa kembali berkuasa atas diri sendiri.
Hal itu sebagai wadah ekspresi menjadi diri sendiri. Di tengah ketidakpastian situasi dan kondisi di masa pandemi. Seperti lemak jenuh yang bermukim di pikiran. Hingga keluar ungkapan "lemak jahat!"
Aih, entahlah...
Curup, 06.09.2020
[ditulis untuk Kompasiana]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H