"Bang! Gimana caranya menulis puisi?"
"Tinggal tulis!"
"Maksudnya, biar bermakna, Bang!"
"Kan, tinggal pilih-pilih kata?"
"Iya. Tapi kata yang...."
Beberapa kali aku terlibat percakapan seperti itu. Kupahami, pertanyaan-pertanyaan itu tertuju padaku, karena melihatku sebagai orang yang suka menulis kategori "Puisi". Bukan sebagai pemuisi, pensyair, atau penulis yang memiliki karya-karya masterpiece.
Biasanya, akupun akan menggunakan jawaban dengan kata kunci "tinggal". Tinggal buat, tinggal tulis, tinggal pilih, tinggal susun dan tinggal-tinggal lainnya. Ahaaay...
Sependektahuku, ada tiga hal yang biasa diungkapkan padaku, dan dianggap sebagai pedal rem pakem, hingga mengalami kesulitan menulis puisi. Dengan niat berbagi bukan menggurui, aku tulis, ya?
Pertama. Menulis Puisi Itu Susah!
Kukira, jika sudah merasakan kalimat itu, tak perlu memaksakan diri menulis puisi. Bahkan menghembus balon atau menggenggam buih pun akan menjadi susah! Sebab, seringan apapun pekerjaan, tak akan pernah mudah jika diawali dengan rasa susah.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!