"PR Anak-anak banyak, ya? Udah selesai semua, kan?"
Kau tersenyum, saat kuanggukkan kepala. Tak lagi bersuara. Tanganmu kembali meraih ponsel. Melanjutkan ibadah ponselmu. Jarum jam menunjukkan pukul sepuluh malam.
"Mas bantu buat video, ya?"
"Lah? Kan, kemarin..."
"Susah! Tadi kepala sekolah minta diunggah di Youtube!"
Sedikit kesal, kau ajukan ponselmu padaku. Sambil memperlihatkan pesan kepala sekolah.
***
Anak-anak baru saja tertidur, setelah sejak maghrib kudampingi mengerjakan tugas sekolah. Kamar tidur terasa berbeda, saat kumasuki. Malam ini, ranjang tak lagi terbagi dua. Tak ada buku-buku pelajaran di atas kasur.
Kukira, kau sejak tadi menungguku. Kau bangkit, meraih kedua tanganku, kau ajukan ke wajahmu. Tiba-tiba dan tanpa aba-aba. Air matamu sudah mengalir di kedua sudut matamu.
"Aku lelah, Mas! Tapi..."
Beningmu semakin deras. Aku mengerti, tak akan kau selesaikan kalimatmu. Tiga bulan sejak aku dirumahkan. Kau mengambil alih bebanku, menjadi pencari nafkah utama keluarga. Keadaan itu, menjadi sebab adanya kesepakatan ibadah ponsel itu.