Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lupa dan Sampah Ingatan

28 Juli 2020   18:31 Diperbarui: 28 Juli 2020   18:32 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada kebahagiaan jika mampu melupakan, bila dulu pernah melakukan hal paling bodoh semasa kecil hingga remaja. Melupakan barisan mantan yang keberadaannya ternyata menyakitkan. Ada kebanggaan jika telah melupakan kesalahan yang telah dilakukan.

Ungkapan "Memaafkan, tapi tidak melupakan" lebih disukai dibandingkan ujaran "Memaafkan, tapi mengingat". Mungkin ini pilihan, ya? Namun, sesungguhnya kata lupa adalah pilihan yang digunakan, tah?

sumber gambar : pixabay.com
sumber gambar : pixabay.com
Menolak Lupa atau Melawan Lupa?

Begitu pentingnya kata lupa. Bahkan pernah ada acara televisi yang membuat judul "Menolak lupa!" Dahsyat, kan?

Seakan-akan, tak ingin ada lupa! Seiring tujuannya, materi acara itu pun menyajikan berbagai peristiwa yang dianggap sudah dilupakan. Menggali dan menyigi ulang kenangan dan ingatan yang sejak dulu bermukim tenang dalam tumpukan ingatan yang telah menjadi sampah ingatan.

Ajaibnya, pernah ada beberapa aktivitas demontrasi yang menulis besar-besar pada spanduk atau kertas karton "Melawan Lupa!".

Setidaknya, makna tersirat dari kalimat menolak lupa dan melawan lupa itu. Pertama. Berjuang agar ingatan kembali. Kedua. Bertahan terhadap serangan virus lupa, agar tidak pikun atau tak lagi miliki ingatan. Berbeda, kah? Sama!

Hanya saja, Ingatan-ingatan itu, kemudian menciptakan ingatan-ingatan terbarukan. Terkadang, tanpa sadar, hadir penyesalan, kenapa itu dulu pernah dilupakan. Melupakan akhirnya berganti baju menjadi penyesalan.

"Aku lupa!"

Adalah jawaban paling elegan dan paling aman yang jamak kita dengar. Entah dari orang-orang tua, dari narapidana dihadapan jaksa, pengacara dan hakim. Atau oleh tersangka dan saksi di hadapan polisi.

Saat ini, kata lupa bukan lagi kegagalan menggali ingatan. Namun sudah menjadi jawaban wajib untuk melakukan penyelamatan bagi diri sendiri atau orang lain. Terkadang juga menjadi alasan untuk melakukan suatu pembenaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun