Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kini Ia Terlahir Piatu

19 Juli 2020   18:03 Diperbarui: 19 Juli 2020   18:02 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

***

Bagimu, mencintaiku adalah pilihan. Memilih memasung satu persatu impianmu pada bilik terjauh, untuk berteduh di bahuku yang masih saja rapuh. Tak pernah kutanyakan sebab itu, karena tak akan ada jawabmu.

Bagiku, memilikimu adalah keputusan. Bukan keputusan tersulit menerimamu dengan segala utuhmu. Namun menghimpun nyali untuk meresapi genangan air matamu, adalah kegagalan terbesarku.

***

"Mas, Anak-anakku..."

'Sudah kusiram!"

"Sawi?"

"Anakmu juga, kan?"

Kau gelengkan kepala. Tak pernah berubah! Bagimu, hanya rumpun mawar dan pandan wangi, kau akui sebagai anakmu.

Setiap jum'at pagi, kau petik dua atau tiga kuntum mawar, satu demi satu kelopaknya kau himpun dalam satu botol besar bekas minuman yang berisi air, yang harus kuambil dari tempat wudhu masjid.

Begitu juga dengan daun pandan. Berbekal gunting kecil, lima hingga tujuh helai kau petik. Kemudian kau gunting tipis-tipis, untuk disatukan bersama kelopak mawar. Ritualmu, satu kali seminggu. Aku duduk menemani, untuk mendengarkan suara nyanyian bercampur gumam dari mulutmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun