Dalam permaian congklak, ketika kita mengisi lubang lumbung sendiri, itu dimaknai. Bahwa setiap orang bertanggungjawab pada diri sendiri. Termasuk berjuang memenuhi kebutuhan pribadi. Apakah ini bermakna nafsi-nafsi dan individualis? Kan, aturan buat semua pemain sama?
Permainan ini menuntut keterampilan dan pemikiran setiap pemain untuk mempertahankan kerang yang dimiliki tidak dihabiskan lawan. Berjuang meraih dan mempertahankan yang sudah diraih, jadi nilai mahal dari permainan ini.
Terus?
Begitulah! Terlepas persoalan menang atau kalah. Permainan ini memiliki makna, siapa yang lebih sering memberi dan menerima (bermain dan matinya lama), yang paling banyak menabung dan mengerti strategi yang tepat
Kukira, nilai-nilai itu akan keren, jika dimiliki setiap orang, kan? Apalagi, ketika kerang di setiap lubang tinggal sedikit atau malah ada yang kosong. Butuh, keputusan cepat, tepat serta keberanian mengambil resiko, tah?
Seperti halnya, resiko yang siap aku terima. Saat menulis kronologi kekalahan anakku main congklak di akun facebook milikku. Semua komentar, nyaris membela anak gadisku!
"Jadi Ayah, kok gak mau ngalah?"
"Pasti Ayahnya curang!"
Zaldychan
[ditulis untuk Kompasiana]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H