Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mungkinkah Marah Itu Cara Menutupi Rasa Takut?

1 Juli 2020   23:38 Diperbarui: 2 Juli 2020   15:55 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi subjek dan objek marah (Sumber gambar: pixabay.com)

Atasan diam, dikira marah. Takut! Atasan tak tersenyum, dikira marah. Takut! Atasan batuk, dikira marah. Takut! Mungkin saja atasan bersin, dikira marah, terus takut?

Padahal, jejangan atasan marah itu, sesungguhnya menutupi rasa takut?

Ilustrasi kawat dan pohon kayu (Sumber gambar: pixabay.com)
Ilustrasi kawat dan pohon kayu (Sumber gambar: pixabay.com)
Terlepas dari hal di atas...

Terkadang, peristiwa marah itu juga berdampak pada orang-orang terdekat, semisal karib kerabat dari pihak yang terlibat stau malah meluas hingga ke lingkungan sekitar. Mungkin dampak psikologis dalam interaksi sosial.

Seperti kisah sufi. Seseorang, bisa saja mencabut paku dari sebilah papan. Namun tak akan mampu menutupi jejaknya. Jikapun ada usaha lebih untuk menutupi itu, namun tak akan mampu menghapus ingatannya.

Jadi? Sudahkah berhenti marah hari ini? 

Curup, 01.07.2020
Zaldychan
[ditulis untuk Kompasiana]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun