Tak terhitung kali, ia melakukan itu. Sehingga, memancing rasa ingin tahu para tetangga. Setelah tahu masalahnya, para tetangga pun sibuk mencari kunci milik Abu Nawas. Nyaris putus asa membantu, akhirnya seorang tetangga bertanya pada Abu Nawas.
"Coba diingat dulu! Kira-kira, di mana hilangnya kunci itu!"
"Hilangnya di dalam rumah!"
"Bodoh! Kalau hilangnya di dalam rumah, kenapa kau mencari di luar!"
"Kamu yang bodoh! Rumahku tak ada lampu. Di luar terang bulan. Kalau mencari itu harus di tempat yang terang!"
Sila pilih sendiri tentang siapa benar dan siapa salah dari kisah di atas. Abu Nawas tak akan peduli. Karena, ia terkadang juga memberikan solusi, dari persoalan rumit perdebatan tentang mana yang lebih dulu antara ayam dan telur.
"Lebih dulu ayam! Alasannya sederhana. Ayam pasti mampu mengenali telur, tapi telur tak akan mampu mengenali ayam."
Begitulah! Acapkali Abu Nawas memberikan kejutan dan bahkan menyelamatkan. Di antara pakem tahu dan tidak tahu, aku jadi curiga, jejangan Abu Nawas juga mempelajari satu pepatah Tiongkok kuno.
"Dalam pertempuran, kunci menuju kemenangan adalah kemampuan untuk mengagetkan lawan!"
Udah dulu, ya? Selalu sehat.
Salam Hormat!