Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Pelanduk di antara "Jebakan" Tahu dan Tidak Tahu

12 Juni 2020   23:24 Diperbarui: 13 Juni 2020   00:31 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Terkadang, ketidaktahuan itu menyelamatkan!"

Aku mengingat kalimat ini, usai membaca artikel Kisah-Kisah Abu Nawas yang Masih Relevan hingga Sekarang, tayang di Kompasiana (12/06/2020) yang ditulis oleh Mas Usman Didi Khamdani.

Tak bermaksud mengulas artikel itu, aku jadi mengingat pada sosok Abu Nawas. Dari banyak kisah, sosk jenaka ini, acapkali lolos dari lobang jarum pada urusan "tahu dan tidak tahu."

Ada kalanya. "Ketidaktahuan" itu dipilih sebagai zona aman untuk selamat. Baik untuk keselamatan diri sendiri atau menyelamatkan orang lain.

"Tidak Tahu" Acapkali menjadi Senjata

Jawaban "tidak tahu" seringkali dipilih dan  dijadikan sebagai senjata. Semisal, jawaban segerombolan anak kecil yang bermain bola, hingga mengakibatkan pecahnya kaca jendela tetangga.

"Siapa yang pecahkan kaca jendela?"

"Gak tahu!"

"Kan, kalian yang bermain? Siapa yang terakhir nendang bolanya?"

"Gak tahu!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun