Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Resiliensi Diri, Upaya Orangtua Menanam "Daya Lenting" bagi Anak

10 Juni 2020   19:05 Diperbarui: 10 Juni 2020   20:49 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : pixabay.com

Hal yang sama juga terjadi pada kondisi takut salah. Keraguan, kecemasan dan kekhawatiran lebih mendominasi pikiran, akhirnya gagap mengambil keputusan. Jika ini terus terjadi, maka anak tak akan mampu mewujudkan resiliensi diri.

Orangtua dan anak mesti saling mengakui. Apa kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan. Atau kekalahan-kekalahan yang pernah dialami. Agar anak terlatih jujur mengakui kesalahan dan kekalahan, juga belajar mencari solusi dari kedua hal tersebut.

sumber gambar : pixabay.com
sumber gambar : pixabay.com
Akhirnya...

Tak ada orangtua yang tak ingin anaknya menjadi sosok yang pintar. Pun pasti bangga ketika anak selalu memiliki rasa ingin tahu, agar tak puas dengan capaian yang telah diraihnya. Namun, hal itu akan menjadi hampa, ketiga orangtua gagal menanam resiliensi pada diri anak.

Ketika memiliki resiliensi diri, anak akan mampu mengukur kualitas dan kapasitas diri. Sehingga bisa memilih sikap yang tepat pada setiap situasi yang dihadapi. Hal itu, akan membuka jalan lebih lapang untuk meraih impian semua orangtua. Anak merasakan bahagia.

"Tapi, aku ingin anakku pintar, Bang!"

"Yang penting mereka bahagia kan, Bang?"

"Bahagia dulu, baru pintar! Banyak orang pintar, tapi tak bahagia!"

Curup, 10.06.2020

Zaldychan

[ditulis untuk Kompasiana]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun