Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Anakku Sukar dan Tak Suka Membaca?

2 Juni 2020   23:49 Diperbarui: 3 Juni 2020   01:46 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak membaca di rumah baca Manggarai Timur, NTT (Sumber gambar : https://edukasi.kompas.com)

Kalau yang pernah jadi guru, akan mengalami hal semisal, memberi tugas ke siswa membuat ringkasan 1 bab pelajaran yang berisi 5-10 halaman. Berapa lembar hasil ringkasan siswa? 3-5 halaman, tah?

Bayangkan, jika kondisi demikian terus terbawa hingga dewasa? Kemudian tahapan mereka berikutnya, menuntut usai membaca kemudian harus menulis? Terus bagaimana, caranya membaca dan bisa mengerti bacaan?

Ilustrasi Anak membaca di rumah baca Manggarai Timur, NTT (Sumber gambar : https://edukasi.kompas.com)
Ilustrasi Anak membaca di rumah baca Manggarai Timur, NTT (Sumber gambar : https://edukasi.kompas.com)
Sedikit tentang Metode Membaca secara Bebas dan Sengaja (MBS)

Aku pernah baca satu artikel. Jika akhir tahun 80-an. Ada gerakan "melek huruf" di Amerika. Misinya memberantas 3 Buta. Bukan pada pemberantasan Membaca, Menulis dan Berhitung seperti yang dikenal di sini.

Tapi 3 buta itu adalah : Buta Membaca, Buta Menjelaskan yang dibaca dan Buta Menuliskan yang dibaca. Salah satu metode yang dikenalkan adalah, Membaca secara Bebas dan Sengaja (MBS) atau istilah kerennya free voluntary reading [FVR]).

Kajian metode ini, melakukan riset dengan mengajak beberapa anak, untuk bebas membaca buku apa saja, dan  menentukan sesuka mereka. Namun disengaja dengan cara mengalokasikan waktu yang rutin.

Semisal di Sekolah Dasar, saat pelajaran membaca, anak-anak diajak ke perpustakaan. Silakan anak memilih buku bacaan sesuka mereka selama jam pelajaran. Tak ada kewajiban buat menuliskan ringkasan, atau melaporkan isi buku yang sudah dibaca kepada guru.

Guru tak meminta refleksi hasil bacaan dari anak. Targetnya, bagaimana anak-anak memahami, jika membaca itu menyenangkan, tanpa beban harus melakukan ini, atau harus membaca buku ini dan itu. Pokoke membaca bebas.

 Selain itu, membiarkan anak "menemukan sendiri" perbedaan jenis bacaan! Bukan saja perbedaan berdasarkan rumpun keilmuan, namun juga gaya tulisan dan sajian penulisan dari setiap buku yang dibaca.

Setelah 4 tahun melakukan riset, diakhir penelitian, anak-anak diminta menulis apapun versi mereka. Beberapa kesimpulan yang diungkapkan, ternyata, mayoritas anak yang mengikuti metode MBS ini, lebih "lentur" saat menulis.

Lebih rapi dalam penyajian tulisan, memiliki variasi kosa kata yang kaya, serta mampu memilih diksi yang gampang difahami, dan terbebas dari tuntutan gramatikal tata bahasa, yang terkadang menjadi faktor penghambat dalam menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun