Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan featured

Menyigi Ulang Nilai Afeksi dan Edukasi dari Peringatan Hari Kebangkitan Nasional

20 Mei 2020   21:29 Diperbarui: 20 Mei 2021   07:32 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pendiri Budi Utomo, Gerakan pemicu Kebangkitan Nasional (sumber gambar : https://kaltim.tribunnews.com/)

Terlalu jauh, jika menelusuri segala kelebihan dan kekurangan pada era Orde Baru. Namun jika parameternya adalah keutuhan berbangsa dan bernegara, maka sejak lengser pada 21 Mei 1997, 27 provinsi masih masuk dalam peta wilayah Republik Indonesia.

Poinnya tetap pada, kesadaran untuk menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia. Ada badai dan gelombang pasang surut dari kebijakan yang diambil menjadi "hal normal"" dalam dinamika sosial politik, ekonomi dan budaya serta aspek pertahanan dan keamanan.

Pidato Terakhir Suharto di Istana negara, "memutuskan mundur" sebagai presiden, juga mengedepankan nilai ini. Menjaga "kestabilan" sebagai sebuah negara. Apa jadinya, jika alur sejarah tak seperti itu?

Ketiga. Orde Reformasi.

Dinamika anak bangsa khususnya dalam hal politik dan ketatanegaraan, luar biasa pada era reformasi.

JIka orde lama, dari bangsa terjajah menjadi bangsa merdeka. Yang dihadapi adalah menyatukan "keliaran" ide dan tujuan berbagai wilayah menjadi rumusan dan tujuan Bersama.

Atau pada masa orde baru, dihadirkan kebijakan yang adakalanya ditafsirkan dan dirasakan sebagai sekat-sekat yang membatasi "kebebasan" anak bangsa. Maka era reformasi, anak bangsa ""terjebak" dalam perbandingan romantisme kedua era tersebut. Ingin bebas dalam keterikatan, atau terikat dalam kebebasan.

Pergantian pucuk pimpinan yang tidak pernah dialami seperti pada kedua orde sebelumnya, juga menghadirkan dampak negatif, jika dialihkan pada keutuhan bangsa dan negara.

Dua Pesta demokrasi (pemilu) terakhir, bisa menjadi gambaran, anak bangsa nyaris "terpecah". Tak hanya secara afiliasi politik, namun juga menyebar ke seluruh aspek kehidupan.

Gejolak hanya di pusat kekuasaan, tidak sampai ke akar rumput, Bro! Aih, kukira tak perlu dibahas tentang ini, tah?

menjaga kebersamaan dalam keberagaman (sumber gambar : http://www.bemakunj.info/)
menjaga kebersamaan dalam keberagaman (sumber gambar : http://www.bemakunj.info/)
Jadi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun