Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Titik Persinggahan

11 Mei 2020   03:38 Diperbarui: 12 Mei 2020   12:15 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Akupun pernah merindukanmu. Hingga kucoba menyigi bayangmu di antara kegelapan malam. Saat kesunyian merajai ketenangan yang lahir dari jiwa--jiwa yang lelah. ketika diri terlanjur abai menyisihkan sekelumit hari. Biar aku satu-satunya yang menemukanmu.

Tapi rinduku hanya sebatas igauan semu. Seolah menafsirkan satu rahasia di antara seribu satu dosa. Malu adalah pilihan terbaik dalam pengakuan penuh ragu. Benarkah, aku rindu?

"Siapa dirimu?"

Aku kembali menelan tanya. Hingga membiarkan kabut pagi mengantarkan bulir-bulir embun pada kelopak melati. Atau terdampar hampa di helai-helai dedaunan kamboja. Saat aku tahu, sesungguhnya rindu itu bukan untukmu.

***

Sungguh aku ingin bermimpi. Tentang berapa kali pergantian musim yang harus dilalui. Hingga pengelana doa-doa bersiap memuja garis-garis fana. Atau tentang satu berita bahagia yang membalut kemelut kabar-kabar duka. Seperti sajak-sajak Rumy yang mengalun lembut dalam tarian-tarian sepi para sufi.

Setidaknya, aku akan bermimpi tentang pengembaraan jiwa yang berbincang tentang janji-janji surga. Sesaat melupakan cara-cara penjelajah raga yang tersesat dalam kubangan luka yang setiap detik terbuka dan menganga. Dosa dan neraka!

Tapi mimpi, tak kutemui dalam lelapku. Mungkinkah mimpi pun bermimpi tentang keinginan berwujud harap dan pinta. Agar aku tak pernah bersua?

***

Pada dinding waktu yang berselimut ingin. Kuracik bait-bait sepi. Hingga esok pagi, kau tahu. Malam ini, aku mencarimu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun