Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Iklan Ramadan Berkesan? Mulai dari Duo Keong Racun hingga Makanan Sejuta Umat

6 Mei 2020   20:10 Diperbarui: 6 Mei 2020   20:10 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sirup, Yah!"

"Abang, Mie instan!"

"Kakak ikut Uni, Yah! Karena ada Lutung Kasarung!"

Aih, aku salah! Kukira, anak-anakku akan menyebut iklan sosis. Padahal, makanan ini yang dekat dan akrab dengan mereka sejak balita.

Jawaban spontan ketiga anakku menjadi ukuran. Bahwa tak semua yang dikonsumsi sejalan dengan iklan yang diingat dan ditayangkan. Walaupun, salah satu tujuan iklan itu untuk mempengaruhi konsumen, tah?

Secara kiramologi, aku tulis saja 3 iklan Ramadan, menurut anggota keluargaku aja, ya?

Pertama. Iklan Sosis.

Aku ingat saat si sulung masih belajar puasa. Saat itu, ada sinetron Para Pencari Tuhan (PPT)  Sinetron ini khusus tayang pada bulan ramadan. Digawangi Deddy Mizwar. Acapkali, pariwara sosis hadir di setiap jeda. Tak hanya Deddy Mizwar, ada juga atlet angkat besi dan pesepakbola.

Maka, di rumah tiada hari tanpa sosis! Dan itu hingga hari ini. Hanya, Berdasarkan survey dadakan tadi, iklan sosis tak lagi merekat dalam ingatan si sulung. Kukira, karena pada tahun ini, iklannya tak lagi gencar, ya?

Padahal, dulu anakku sampai hapal lagu keong racun yang dibawakan Shinta dan Jojo, gegara lipsync lagu "Keong Racun" itu viral, dan menjadi bintang iklan sosis! Ahaaay...

Marjan, salah satu iklan Ikonik di bulan ramadan (sumber gambar : https://jatenglive.com)
Marjan, salah satu iklan Ikonik di bulan ramadan (sumber gambar : https://jatenglive.com)
Kedua. Sirup Marjan.

Aih, Selain menanti perdebatan dan ketetapan tentang hisab dan rukyah, yang acapkali menjadi penanda awal Ramadan adalah hadirnya tayangan pariwara sirup marjan.

Tak hanya bentuk sajian yang memang menggoda selera anak-anak yang menahan haus, namun  kemasan pariwaranya memiliki cirri khusus. Memiliki kisah atau cerita. Kukira, keunikan ini salah satu alasan hingga iklan ini diingat.

Dah, memang siruip ini akan ada di rumah saat ramadan. Walau tak setiap hari dikonsumsi. Apatah lagi, sirup ini bisa digabungkan dengan serut timun, dicampur susu kental atau beberapa potongan buah. Yang membuat momen berbuka jadi semakin makyus!

Ketiga. Mie Instan.

Nah, inilah makanan berjuta umat versiku! Cara memasaknya yang cepat dan mudah, gampang ditemukan di sekitar rumah, Juga terdapat bermacam varian rasa! Jadi, tak masalah jika anggota keluarga memiliki selera berbeda.

Sesungguhnya, kalau bicara mie instan, tak hanya momen Ramadan, tah? Bahkan dulu, saat menjadi anak kosan. Aku pernah mendirikan Negara anak kos bersama teman-teman. Dan mie instan menjadi lambing serta bendera Negara kos versiku dan teman-teman.

Seperti pariwara sirup Marjan. Iklan mie instan beberapa tahun lalu juga memuat kisah-kisah unik dan inspiratif.

Ada yang keren menurutku, Pariwara Ramadan mie instan merek indomie. Jika waktu tayang pad pagi hingga sore hari, tak ada gambar mie dalam mangkok yang menggoda selera! Ada space kosong, yang terlihat hanya bungkusnya. sila tonton di sini.


Nah, pada tayangan sesudah berbuka. Baru terlihat pariwara versi lengkap dengan sajian mie instan di dalam mangkok. Aku pribadi, member apresiasi buat orang dibalik ide iklan ini. Ada "penghormatan" kepada calon konsumen yang berpuasa. Itu, luar biasa!

Kukira, bagi penayang iklan makanan. Sepertinya perlu mengikuti langkah-langkah iklan mie instan indomie ini. Atau ide-ide brilian perusahaan rokok, yang musti memutar otak untung meningkatkan strategi penjualan produk, tanpa menampilkan orang yang lagi merokok!

Halah! Kenapa malah membahas itu, ya? Hihi..

Jadi, sependektahuku, juga berdasarkan survey pada ketiga anakku. Iklan yang diingat tak selalu berbanding lurus dengan produk yang dinikmati atau diminati.

Tetapi, juga pada "kemasan"  iklan yang memuat kisah atau cerita inspiratif atau hal-hal yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Demikianlah,

Selalu sehat dan berbahagia!

Namaste!

Curup, 06.05.2020

Zaldychan

[ditulis untuk Kompasiana]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun