"Kenapa? Masa tanpa alasan, tetiba meluk anak?"
Karena penasaran. Aku jadi sibuk googling! Dengan kata kunci "memeluk anak". Maka bertebaranlah artikel tentang manfaat positif memeluk anak, arti pelukan orangtua terhadap anak, rahasia ajaib pelukan orangtua dan lain-lain.
Percayalah, sebagai seorang ayah. Aku sepakat dengan artikel-artikel itu. Pelukan adalah sentuhan intim yang dapat memicu bonding antara anak dan orangtua. Namun yang aku cari bukan pelukan dalam makna harfiah begitu.
Malah dapatnya dari buku koleksiku, "Mendidik Anak", terbitan tahun 1993. Satu artikel ringan dari Arlene Siberman, Praktisi parenting dan Penulis asal Amerika. Pelukan itu, tak harus dimaknai dengan rengkuhan dua tangan. Namun juga ungkapan perasaan.
Masalahnya, berapa banyak orangtua yang bisa mengungkapkan perasaan sesungguhnya terhadap anak? Acapkali, lebih banyak yang kita perdengarkan adalah omelan menyalahkan atau kritikan terhadap anak dibandingkan pujian, tah? Kalau tak ada omelan satu hari, tak sah menjadi orangtua. Haha...
3 Alasan Orangtua Tak Mau "Memeluk" Anak
Arlene Siberman menuliskan. Setidaknya ada tiga alasan. Mengapa sikap orangtua seringkali tidak memperagakan perasaan yang sesungguhnya kepada anak-anak. Seperti tanggapan teman-temanku di grup parenting tadi. Aku tulis ringkas dengan bahasaku aja, ya?
Pertama. Banyak orangtua yang tak tahu bagaimana caranya "memeluk".
Menurut Siberman, pemikiran dan pemahaman memeluk menurut orangtua adalah sekadar merangkul semata. Seharusnya, tak begitu. Makna pelukan adalah ungkapan perasaan positif orangtua terhadap anak.
Mungkin ucapan terima kasih disertai senyuman jika sang anak sudah membantu menyapu rumah. Usapan pelan di kepala atau tepukan di bahu, jika anak berhasil mengerjakan PR secara mandiri. Atau ucapan manis melihat anak lelah berpuasa, "Semangat, Nak! Sebentar lagi berbuka!"
Hal di atas adalah pelukan-pelukan sederhana yang bisa dilakukan orangtua kepada anak. Bermakna pujian dan dorongan semangat, ungkapan yang murah dan meriah. Kukira, bakal menambah kebahagiaan batin anak, tah?