Maka orang-orangan sawah menjawab, "Cukuplah bagiku, jika berhasil mencptakan rasa takut pada sekawanan burung. Untuk itu aku diciptakan. Burung tak memiliki kecerdasan berfikir lebih jauh tentangku. Dan, tak perlu berharap lebih dariku!"
Begitulah, terkadang sebagai manusia juga sebagai orangtua, kita acapkali terlupa, bagaimana kita membentuk pribadi setiap manusia. Pun seringkali kita mengharapkan hal yang lebih, dari apa yang telah kita lakukan.
Sesungguhnya, harapan itu seiring dengan apa yang kita persiapkan dan kita lakukan. Jika sudah demikian, pelan-pelan kita memaknai cara mengendalikan emosi yang berupa amarah, kesedihan atau ketakutan.
Hal itu bermuara pada pemahaman, bagaimana membedakan rasa aman dan tidak aman dalam semua aspek kehidupan. Seperti memahami makna mudik dan pulang kampung, kan? Ahaaay...
Demikianlah.
Selalu sehat, Namastee!
Curup, 25.04.2020
Zaldychan
[Ditulis untuk Kompasiana]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H