Gotong royong di masjid dan musholla yang biasanya ramai dengan jamaah dan anak-anak kecil yang ikut membersihkan WC, tempat wudhu atau membentangkan karpet dan sajadah. Yang terlibat hanya pengurus. Masjid dan musholla menjadi sepi.
Teman-temanku yang biasanya menunggu momentum Ramadan untuk menggali rezeki di "Pasar Ramadan" dengan berdagang aneka ragam menu untuk berbuka puasa. Tahun ini tepaksa mengubah cara berdagang secara online. Itu pun minim pesanan. Hanya untuk pelanggan tetap dan kenalan.
Ramadan yang Sama, Dirasakan dengan Cara Berbeda.
Di kampungku, biasanya pemerintah daerah yang menyiapkan "Pasar Ramadan" yang menyediakan aneka menu berbuka puasa, ada organ music yang tampil secara live untuk menghibur pedagang dan pembeli sekaligus mengisi waktu ngabuburit.
Tak ada anak muda dan pengurus RISMA yang mengadakan berbagai kegiatan lomba menyambut bulan Ramadan. Semisal lomba mewarnai kaligrafi, hapalan doa dan juz amma, pidato dan puisi islami, peragaan busana, adzan, kaligrafi hingga lomba nasyid.
Teman-temanku, Anak muda Masjid Al jihad Curup, biasanya setiap tahun juga mengadakan berbagai tangkai lomba tersebut yang diikuti lebih dari seribu peserta, mulai dari usia TK hingga SMA. Tahun ini terpaksa "ditunda".
Gairah dan suasana "khas" Ramadan yang setiap tahun dialami dan dilalui, kali ini tak lagi terasa. Maghrib tadi. Anak sulungku pun berujar, "Gak semangat, puasa tahun ini, Yah!"
Izin, kusajikan deret foto kegiatan menyambut Ramadan serta video berburu takjil di Pasar Ramadan tahun 2019, ya?
Alam Memiliki Caranya Sendiri untuk Bertahan
Banyak ungkapan, tulisan, tuduhan dan telunjuk diajukan kepada Pandemi corona sebagai tersangka utama. Hingga menjadikan segala aspek kehidupan masyarakat menjadi berbeda.