Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pandemi Corona, Hadirnya "Wabah Kesepian" dan Lahirkan "Kemalasan Sosial"

15 April 2020   22:34 Diperbarui: 16 April 2020   10:39 1530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Kalau menilik sejarah perilaku masyarakat. Wabah kesepian telah hadir pada zaman renaissance atau abad pembaharuan (Mulai abad ke-14 sampai abad ke--17). Para sejarawan menyatakan, renaisans sebagai gerakan budaya.

Kita tidak berbicara tentang karya lukisan Leonardo Da vinci atau Michelangelo. Tapi, perubahan gaya hidup yang kolektif menjadi individualis. Masa ini menjadi titik awal revolusi industri.

Orang-orang berlomba meninggalkan kampung halaman dan perkebunan untuk bekerja di pabrik, dengan alasan pemenuhan kebutuhan dan meraih kehidupan yang lebih baik.

Perlahan, komunitas, nilai-nilai luhur serta tradisi di pedesaan lenyap! Desa-desa berubah menjadi kota. Kota-kota menjadi metropolitan bahkan megapolitan.

"Kesibukan" orang-orang di kota tak hanya melahirkan kesepian di desa. Namun, orang-orang tersebut pun, merasakan hal yang sama dalam kondisi berbeda.

Jadwal kerja yang padat, tekanan atau beban kerja, serta kurangnya waktu bersama. Menciptakan rumus "kesepian-kesepian" dalam bentuk lain.

Illustrated by pixabay.com
Illustrated by pixabay.com
Perlahan, Wabah Kesepian juga meciptakan Kemalasan Sosial. 

Gawatnya, wabah kesepian ini perlahan menciptakan kemalasan sosial (Social Loafing). Dalam kajian sosiologi, kemalasan sosial adalah berkurangnya motivasi seseorang untuk berkontribusi maksimal.

Bukan bermakna bahwa individu tersebut pemalas. Namun, lebih disebabkan mereka merasa "tak nyaman". Apatah lagi, dengan keterbatasan ruang dan waktu harus melakukan kerja dari rumah.

Ada beberapa dampak dari social loafing yang bisa kutuliskan :

Pertama. Adakalanya seseorang akan bekerja maksimal dan penuh semangat, jika disaksikan, dibuktikan atau diapresiasi bernada "pujian" oleh atasan atau kolega di tempat bekerja. Namun jika hal itu tak lagi ada? Motivasi untuk pembuktian akan menukik tajam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun