"Aku ingin melihat senja, lalu memikirkanmu." Â
Sore ini, perjalanan hari kembali tanpa cahaya mentari. Cahayanya bertahan di balik butiran hujan yang berjatuhan. Menemani deru angin yang menyapa tirai jendela. Akupun tahu. Takkan ada jawabmu.
***
"Mas suka senja, kan? Kenapa?"
Kenapa? Ada seribu satu alasan sekaligus jawaban untuk menjelaskan kata tanya itu. Mataku menatap riak ombak yang perlahan menjauh dari bibir pantai. Kurasakan kau menunggu.
"Mamas..."
"Gak tahu!"
"Iiih..."
Perih terasa di lengan kiriku. Tapi aku terlatih menghadapi duet jari jempol dan jari telunjuk milikmu. Jika sudah begitu, tak akan ada senyummu untukku.
"Harus jawab, ya?"
"Mana ada suka tanpa alasan!"