Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Perempuan Internasional 2020: Eksistensi di Ranah Domestik atau Ruang Publik?

8 Maret 2020   17:06 Diperbarui: 8 Maret 2020   20:35 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : https://holamigo.id/

sumber foto : https://holamigo.id/
sumber foto : https://holamigo.id/
Untuk apa sekolah tinggi, kalau tak mengerti urusan dapur?

Kalimat di subjudul ini, adalah refleksi Amak. Sebagai orang kampung yang tinggal di kaki bukit barisan dan seorang ibu sekaligus kepala keluarga. Jika membaca atau menonton berita tentang isu-isu kesetaraan gender yang dilakukan aktivis perempuan dan feminis.

Ketika viral figur publik yang tak mengerti cara membuka kulit salak, yang tak bisa membedakan antara jahe dan lengkuas, keliru menentukan antara merica dan ketumbar. Apalagi tak bisa memasak dan tak mau menyusui bayi dengan alasan penampilan. Membuat Amakku heran!

Mungkin saja, Amak atau banyak orang keliru memaknai kesetaraan sebagai porsi yang sama rata dan sama banyak. Ketika membandingkan sisi fisik dan psikis serta keterbatasan ruang dan waktu yang dialami perempuan.

Arus deras pemaknaan kesetaraan gender, terkadang terasa hampa jika permasalahan perempuan di semua daerah atau negara dianggap sama. Padahal sistem sosial dan aturan nilai yang berlaku pasti berbeda.

Empat tuntunan norma yang berlaku di masyarakat; norma agama, norma susila, norma adat dan norma hukum acapkali "ditabrakkan" atau "didisain" dengan keinginan eksisensi dan ruang publik untuk perempuan.  

sumber foto : https://www.kompas.com/
sumber foto : https://www.kompas.com/
Isu kesetaraan Perempuan : Eksistensi di Ranah Domestik atau Ruang Publik?

Tahun ini, perayaan hari perempuan Internasional atau International Womens Day (IWD), yang diperingati setiap 8 maret. Mengusung tema "I am Generation Equality : Realizing Womens Right" atau "Saya generasi Setara : Menyadari Hak Perempuan"

Dengan hastag #EachforEqual, kesetaraan yang ingin disampaikan tak hanya masalah perempuan namun lebih luas lagi. Namun kesetaraan gender yang berlaku masif sejak dari pikiran untuk menentang stereotif, melawan bias, memperbaiki pencapaian perempuan.

Beragam acara dilaksanakan di berbagai Negara untuk merayakan IWD. Bermacam tema dibahas. Semisal tentang hak, penggambaran perempuan di media atau pentingnya pendidikan dan peluang karir. Di Indonesia bahkan melakukan aksi long march di ibukota.  

Kukutip dari kompas.com (08/03/2020), Tema IWD ini sejalan dengan kampanye baru UN Women, "Generation Equality". Setidaknya, ada 7 isu yang disorot dalam kampanye tersebut adalah :

  • Kekerasan berbasis gender
  • Keadilan dan hak ekonomi untuk semua
  • Otonomi tubuh
  • Hak seksual dan kesehatan reproduksi
  • Aksi feminis untuk perubahan iklim
  • Inovasi teknologi utnuk kesetaraan gender
  • Kepemimpinan feminis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun