Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mencintai Malah Membebani! Lah, Piye?

29 Januari 2020   17:26 Diperbarui: 29 Januari 2020   17:32 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Namun deretan pertanyaan itu, tak akan membantu untuk orang yang butuh jawaban.

Illustrated by pixabay.com
Illustrated by pixabay.com
Tiga Fase Menjalin Hubungan
Menurut teori kiramologiku. Perpaduan manusia menjalin hubungan, beranjak pada tiga fase. Setelah saling mengenal.

Fase Pertama. Hubungan yang "mengatasnamakan cinta". Susahnya, cinta itu tumbuh sesukanya, dengan atau tanpa alasan yang nyata.

Karena cinta itu di pikiran bukan di kepala. Ingat! Kepala akan tetap menempel di raga. Namun pikiran sesukanya melanglang buana.

Pada tahap ini. Semua ruang akan berwarna-warni pelangi. Dinding waktu akan penuh bunga. Dan semua yang dilakukan mempesona.

Fase Kedua. Setelah beres dengan konsekuensi cinta. Hubungan akan memasuki tahapan "rasa takut kehilangan"!

Semakin rekat dan pekat rasa cinta, akan semakin besar potensi "rasa takut kehilangan" hadir.

Biasanya, akan lahir rujukan untuk berkomitmen. Bahkan, tak hanya selesai sebatas itu. Secara perlahan akan hadir tuntutan untuk konsisten, terhadap komitmen yang telah diujarkan.

Fase Ketiga. Ini fase penentuan! Karena pelan-pelan akan muncul pertikaian antara Kewajiban dan Hak.

Lebih mengecil lagi, dengan menginventarisir. Apa saja kewajiban yang harus dilakukan, dan apa saja hak yang mestinya didapatkan.

Kemampuan memenuhi kewajiban dan hak, akan menguatkan. Atau setidaknya saling mendelegasikan antara hak dan kewajiban itu secara bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun