Aih, itu pertanyaan-pertanyaan yang bikin perih. Membuat para ayah tersudut mencari remah-remah penjelasan sebagai jawaban.
Tuntutan kebutuhan rumahtangga yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Jika ternyata, kebutuhan belum juga tercukupi. Ayah akan mencari sumber-sumber pemasukan lain agar kebutuhan itu tercukupi. Suka atau tidak, menggerus waktu ayah untuk anak.
Ketika Anak Liburan, Ayah Juga Alami Dilema Di Tempat Kerja.
Adalah bohong, jika ayah tak ingin menikmati liburan bersama anaknya. Juga adalah kebohongan jika ayah mengabaikan pertumbuhan anaknya. Apalagi saat sang anak di masa golden moment. Pasti sedih, jika keberadaan ayah tak lagi diakui, tah?
Kukira, jika ditanya kepada karyawan yang berstatus ayah. Tidak ada yang takut mengalami pemotongan gaji, asal bisa punya waktu lebih banyak bersama keluarga. Namun keberatan memilih untuk berhenti dari pekerjaan, jika itu kemudian mengancam karir. Tentu saja berimbas pada keluarga.
Andai boleh memilih. Setiap lelaki yang berstatus ayah menginginkan pekerjaan yang lebih fleksibel dari segi waktu. Sehingga tak kehilangan "moment of fathering" bagi anak. Tak harus yang wah, tah?
Kegiatan mengantar atau menjemput anak saat pergi dan pulang sekolah. dapat menghadiri perpisahan sekolah atau wisuda, atau menyaksikan anak yang mengikuti aneka lomba mewakili sekolah. Hal itu, kukira diinginkan semua ayah.  Apatah lagi, menemani keluarga dan  buah hati di saat liburan, kan?
Diam-diam, terkadang ayah bekerja mengalami dilemma jika terlalu ekstrim disebut mengalami stress. Di satu sisi mesti menghadapi tuntutan hidup yang kian melonjak. Di sisi lain, ingin menyisihkan waktu bersama anak.
Keseimbangan Waktu Menjadi Barang Mahal, Bahkan Melebihi Uang