Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Aku Ceritakan Padamu tentang Acil, Temanku Semasa Kecil

9 Desember 2019   13:25 Diperbarui: 9 Desember 2019   15:59 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku traktir!"
"Wah! Bupati memberimu uang?"
"Kepala sekolah!"

Aku tertawa. Dan segera berhenti, saat Acil menyerahkan selembar kertas putih, kulihat sebuah puisi dari tulisan tangannya. Aku kembali tertawa, saat membaca judul yang ditulis dengan huruf besar. Tak hanya judul, Acil juga mengubah seluruh puisi itu.

"AKU INGIN JADI PRESIDEN?"
"Iya. Kuubah semua, termasuk judul!"
"Terus, kenapa kemarin..."

Tak perlu kujelaskan jawaban Acil. Temanku itu, memiliki banyak alasan yang membuatku malu. Acil tak suka meniru apalagi menipu.

Sebaiknya, kuceritakan satu rahasia, ya?

Masaku dulu, tidak sah mengaku sebagai anak laki-laki, jika tak bisa memanjat pohon. Nah, Acil adalah satu-satunya temanku yang tak bisa memanjat. Akh! Kau jangan tertawa! Dengarkan dulu alasannya!

Pernah sekali waktu. Saat hari libur, dengan alasan memancing belut, kuajak Acil ke sawah di belakang rumah. Tapi sasaranku adalah pohon jambu biji Pakde Maksum. Kau masih ingat? Iya, sudah lama meninggal dan mantan Kepala Desa.

"Kalau mencuri jambu. Aku tak mau lagi berteman denganmu!"

Mata Acil menatap tajam padaku. Sejak pagi, tak satupun belut didapatkan. Dan Acil membaca gerak langkahku, saat mendekati pohon jambu.

"Iya! Kita istirahat di dahan saja. Kan, teduh?"
"Jangan ambil jambu. Janji?"
"Iya!"
"Kau saja yang memanjat. Aku duduk di bawah!"

Aku menelan tawa, saat Acil ungkapkan alasannya, selain karena pohon itu milik orang, ibunya juga melarang. Sebab, jika memanjat sembarang, ada kemungkinan mengambil milik orang. Akupun baru menyadari, jika Acil tak memiliki pohon di rumahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun