Mendung lenyap. Berganti rintik hujan yang kembali hadir menyapa sore itu. Kau pasti tahu, tiba saatnya. Aku hari pergi sore itu.
"Hujan! Kita pulang, Bang!"
Abang menunduk, anggukkan kepala. Kuharapkan, hatinya menyimpan percakapan sore itu. Di seluruh hidupnya.
Akupun ingin, di mana pun adamu kini. Kau mengerti. Saat ayun langkah kakiku mendahului pergi, meninggalkan Abang sendiri.
Di antara butir-butir hujan. Dua telapak tangan itu tengadah di hadapan wajahnya. Kubiarkan Ia mengenangmu. Mengingatmu. Dan, berucap doa untukmu.
Curup, 2019
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H