"Iya!"
"Artinya terima apapun adanya Mas, kan?"
"Mas..."
"Mas tak bisa janji! karena Mas tak..."
Kalimatku tak selesai. Telapak tanganmu membekap mulutku. Memaksaku berhenti. Kau menatapku. Gelengkan kepala. Lagi dan lagi. Beningmu menyeruak. Perlahan mataair matamu kembali temui alurnya. Kau biarkan aku telisik itu. Dan berakhir. Saat jemarimu, usap bening di sudut mataku
Lalu waktu merambat lambat. Kusandarkan tubuh di kursi tamu. Benakku menakar asa. Rasaku meramu angan. Naluriku menyigi resah. Tapi aku tahu. Tak perlu memaksa, jika tak ingin usai.
"Maafkan Mas, ya?"
Kuusap kepalamu. Aku tersenyum. Tak kutunggu reaksimu. Kureguk kopi terakhir. Nikmati asap rokokku. Kau diam, mengusap sisa beningmu. Merapikan jilbabmu. Sekilas melirik jam dinding. Aku menatapmu.
"Pulang?"
"Hampir ashar, Mas!"
"Mas antar sampai gang, ya?"