Terkadang kau bingung dengan alur kerjaku. Usai kuliah, aku terjun ke dunia pendidikan. Jauh dari kompetensi keilmuanku. Awalnya, agar otak tak buntu menunggu. Lambat laun. Terjebak lebih dalam. Ditambah dengan berbagai kegiatan di luar sekolah.
Apapun kulakukan. Kau tahu itu dan mengerti. Tak mudah meraih mimpi. Wujudkan inginmu, juga inginku. Kau diam menatapku.
Kupandang jari manismu. Saat hari jadimu, kuserahkan. Hanya Amak, kau dan aku yang tahu itu. Kau ikuti mataku. Sambil tersenyum. Kau ajukan tanganmu padaku.
"Kebesaran, Mas!"
"Haha..."
"Kenapa waktu beli, gak ajak Nunik!"
"Amak yang beli!"
"Kan bisa nanya?"
"Sejak kapan ujian. diberikan kunci jawaban?"
"Hah?"
Dahimu berkerut. Aku tertawa. Kau tidak. Berusaha mencerna ucapanku. Kukira, tak kau temukan. Kuraih tanganmu. Kutunjuk cincin di jemarimu.