Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

NIK | "Just The Way I Am" [13]

25 September 2019   08:15 Diperbarui: 25 September 2019   08:40 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Tak tampak letihmu. Sejak pagi, kau ikuti alur napak tilasku. Duduk di sudut biru kantin Fakultas Hukum. Temui Ni Yul di Dekanat. Pulang dari kampus, menuju Taman Budaya Mulawarman. Zuhur di Masjid Taqwa. Singgah di Matahari Mall, cuci mata sekaligus hindari panas Kota Padang.

Kemudian menikmati buah di Taman Imam Bonjol. Usai ashar, bergerak ke Jalan Permindo. Singgah dan memesan soto di Warung Bude.

Hingga duduk di tepian Pantai Padang. Berdua, nikmati hadirnya senja. Seharian, berbagai rasa pun asa. Juga cerita pun kisahmu. Tumpah ruah bercampur ceria. Udara hari itu. Bersahabat dengan inginmu, juga inginku.

Tapi detik itu, kau diam. Seperti memikirkan sesuatu. Matamu lurus. Menatap matahari yang bersisa setengah. Ditelan batas garis pandang, mengusir siang menjemput malam. Azan maghrib, sayup menelisik sunyi. Aku pun diam. Ikuti tatapanmu. Seraya nikmati rokokku.


Perlahan, tanganmu raih punggung tanganku. Kau ajukan ke dahi. Wajahmu tak berpaling dari tengah laut. Hanya sesaat. Tanganku kau lepaskan. Tetiba kau berpaling padaku. Ada senyum di sudut bibirmu.


"Ingat lagu yang Nik tulis?"

"Lagu apa? Kan banyak?"

"Tentang senja!"

"Kereta senja?"

"Bukan!"

"Bubuy bulan?"

"Haha...."

"Lagu malaysia?"

"Indonesia! Cindy Claudia Harahap!"

"Oh! Tapi..."

"Mas lupa?"

"Cuma ingat sedikit liriknya!"


Kau ubah dudukmu menghadapku. Matamu menatapku. Dari nada suaramu. Aku tahu. Kau ingin, aku nyanyikan lagu itu. Tersenyum. Kuusap kepalamu. Kau tak bergeming. Masih menunggu. Aku tertawa.

"Nik mau Mas nyanyi?"

"Iya!"

"Kenapa?"

"Nik mau dengar!"


Selain "suara hati" dari Nike Ardilla. Itu lagumu. Kau pun percaya. Aku takkan lupa lagumu. Acapkali, gitarku iringi suaramu. Kukira, ruang tunggumu habis. Terbukti, cubitmu sudah beraksi di kedua lenganku. Aku tertawa. Duet jarimu semakin mengecil. Kuanggukkan kepala.

"Awalnya. Nan senja dating, kan?"

"Iya!"

"Mengusik rinduku?"

"Terus?"

"Bentar! Apa judul lagunya?"

"Nyanyikan dulu!"

"Judulnya apa?"

"Aku Sayang Kamu!"

"Mas juga!"

Aku menahan tawa. Kau diam menatapku. Merasa janggal melihat wajahku. Sesaat kau berfikir ulang.

Plak!Pluk!Plak!Pluk!

"Haha..."

"Nik serius!"

"Mas juga!"

"Mamaaas!"


Tak sadar. Suaramu menarik perhatian. Sebagian pengunjung pantai, menghukummu. Ajukan tatapan ingin tahu. Kau tundukkan wajah. Segera berlindung di bahuku. Pinggangku terasa perih. Jarimu beraksi lagi. Aku tertawa.


"Lupa?"

"Gegara Mas!"

"Lah?"

"Sengaja gak ingat judul, kan?"

"Haha..."

"Mas mau Nunik yang bilang..."

"Iya!"

zaldychan

get married | a man of the world | just for you | those three words | just the way I am

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun