Klakson bis berbunyi lagi. Mata sopir bis perhatikan ulahku. Kuajukan kepal tanganku. Sopir tertawa, sambil anggukkan kepala. Sedikit sungkan, kondektur menerima rokok. Aku tertawa.
"Tinggal setengah bungkus!"
"Makasih, Bang!"
"Nanti aja, merokoknya!"
"Iya, Bang!"
"Udah lama ikut?"
"Baru sebulan!"
"Wajah sopirmu jelek! Tapi dia orang baik!"
Nyaris berteriak. Sengaja kutinggikan suara. Sekilas menepuk bahu kondektur. Aku tertawa. Di iringi klaskson bus. Beberapa penumpang melirik padaku. Aku bergerak dan segera duduk di sisimu. Kau geleng kepala. Akibat ulahku, kau jadi pusat perhatian seisi bus.
"Aneh! Kok bisa bertemu terus ya, Mas?"
"Haha..."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!