"Tentang?"
"Nik belum..."
"Gak usah bahas!"
"Nik takut! Jika nanti..."
Kuhentikan langkah. Kau terhenti. Berdiri di depanku. Matamu ingin tahu.
"Mas Tahu!"
Kuusap pelan kepalamu. Kembali lanjutkan langkah. Aku tahu. Kau ingin keluargamu ada, saat wisudamu. Aku juga tahu. Inginmu, aku hadir saat itu. Pun resahmu pagi itu. Kau tak dapat wujudkan dua inginmu. Menjadi satu keinginan.
"Mas datang untuk Nunik!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!