Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

NIK | "Just The Way I Am" [5]

13 September 2019   08:15 Diperbarui: 13 September 2019   08:33 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Senyum Endi menyambutku. Saat sampai di studio. Aku segera duduk di bangku panjang. Mereguk kopi. Nyalakan rokok. Duduk bersandar.

"Jadi nelpon, Bang?"

"Iya! Uni mau wisuda!"

"Kapan?"

"Sabtu besok!"

"Abang pergi?"

"Belum tahu! Cari peluru dulu!"

Endi tertawa. Aku garuk kepala. Kemudian diam. Pikiranku di Padang. Kubayangkan, kau selesaikan dan lalui ujian skripsi. Tanpa aku di dekatmu. Kau tepati janji. Berhasil tuntaskan kuliahmu. Dan aku belum tahu. Akankah bersamamu rayakan itu.


Iir keluar dari ruang siar. Mereguk kopi dari gelasku. Kemudian tersenyum. Aku tertawa.


"Haus?"

"Kerongkongan kering!"

"Haha..."

"Sepuluh menit lagi, Bang!"

"Siap!"


Iir kembali ke ruang siar. Endi ikut masuk. Tak lama, kembali keluar dan duduk di sampingku. Selembar kertas di serahkan padaku. Biasanya, daftar permintaan via telpon. Lagu yang ingin diputar.

"Udah banyak, Bang!"

"Sebelas?"

"Iya! Padahal belum mulai?"

"Paling banyak lima belas, kan?"

"Tapi..."

"Di luar opening dan closing!"

Endi anggukkan kepala. Segera masuk. Kukira memilih kaset serta memilah lagu yang sudah dipesan. Dari dalam studio, terdengar suara Iir menutup sesi pertama malam itu. Aku mesti bersiap. Memikirkan tema siaran malam itu. Agar alur siar tak acak.

"Abang lagi!"

"Kan lagu belum habis?"

"Ngopi lagi, mau?"

"Boleh, Kalau dibuatkan!"


Iir bersaudara dengan Endi. Iir yang tertua. Bertiga, acapkali menginap di studio. Usai shubuh, aku akan pulang ke rumah. Bersiap mengajar. Iir akan lanjut untuk siaran pagi.

Aku segera ke ruang siar. Telpon studio berdering. Endi yang angkat. Kuambil kaset grup Band Ungu. Memilih satu lagu untuk opening. Aku bersiap di depan mikrophone. Gunakan headset sebelah. Endi menatapku. Menunjuk ke pesawat telpon.

"Minta lagu jamrud lagi!"

"Yang mana?"

"Pelangi di matamu!"

"Udah diputar, kan?"

"Tapi maunya itu?"

"Ikutan lagu yang sudah di pesan aja!"


Kupasang headset. Putar jingle radio untuk transisi pergantian awak siar. Kunaikkan line vocal di mixer. Lakukan opening. Seperti biasa, sapa pendengar. Perkenalkan diri. Ujarkan hari dan waktu. Segera naikan line music. Lagu "jika itu yang terbaik" dari Band Ungu. Jadi pilihan openingku malam itu.


Endi menyusun kaset yang siap diputar. Di atas meja. Kertas bertuliskan daftar nama serta alamat dari penelpon sudah di hadapku. Dering telpon terdengar lagi. Aku menatap Endi.

"Gak diangkat?"

"Udah lima belas, Bang!"

"Haha..."

"Jadi?"

"Angkat aja! Suruh kirim salam buat siapa? Lagunya ikutan!"


Endi tertawa. Anggukkan kepala. Cuaca malam itu cerah. Hari pertama kerja usai libur. Bisa saja banyak cerita. Dan malam itu. Diwakilkan rasa dengan lagu. Aku lanjut siaran. Putarkan lagu sesuai permintaan. Endi sibuk mencatat. Dan layani protes dari pendengar, karena permintaan lagu ditolak atau sudah diputar.

Ada aturan tak tertulis antar awak siar. Tak boleh memutar lagu yang sama. Tapi boleh dari album yang sama. Setiap penyiar, akan miliki lagu unggulan. Bisa sama atau berbeda. Tergantung selera awak siar. Bisa juga berdasarkan banyaknya animo pendengar.

Kurang sepuluh menit pukul duabelas malam. Kaset terakhir masih diputar. Aku berdiri keluar ruang siar. Tak ada orang. Kembali ke dalam.

"Iir mana?"

"Pulang dulu! Makan!"

"Oh!"

"Closingnya lagu apa, Bang?"

"Baby Romeo?"

"Bunga terakhir?"

"Iya..."

"Sudah diputar Iir!"

"Hengky Supit?"

"Isi Hati?"

"Yup!"

zaldychan

getmarried | amanoftheworld | justforyou | thosethreewords | justhewayiam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun