Kuanggukkan kepala. Menuju kursi tunggu. Belum sempat duduk, pintu bilik telpon interlokal terbuka. Tak jadi duduk. Kuangkat tangan memberi tanda. Sambil menunjuk bilik telpon. Kulihat operator anggukkan kepala.
Tak butuh waktu lama. Dua kali nada dering. Gagang tepon segera diangkat. Terdengar suara dari ujung telpon.
"Salaam, Bu!"
"Hei! Kenapa baru telpon sekarang?"
"Iya, Bu! Bisa bicara sama Nunik, kan?"
"Sejak kemarin, Nunik menunggu telponmu! Tunggu sebentar!"
"Iya! Makasih."
Aku tak yakin. Ibu kost mendengar kalimat terakhirku. Tak lama menunggu. Kudengar gagang telpon diangkat. Juga riuh suara di ujung telpon.
"Mas?"
getmarried | amanoftheworld | justforyou | thosethreewords | justhewayiam