"Mas..."
"Jawablah!"
"Iya..."
"Empat tahun terpisah? Dan tak pernah..."
"Nik percaya, Mas!"
"Kenapa?"
Sesaat matamu terpejam. Kau sandarkan tubuhmu. Itu akhir pertanyaanku. Takkan pernah ada jawabmu. Kau diam menatapku. Kunyalakan rokok terakhir. Meraih gelas di meja. Kureguk isinya. Habis tak bersisa.
Kuraih kantong plastik berisi jubah. Bangkit dari bangku. Kau mengerti. Sudah di ujung waktu. Sedikit enggan, kau ikuti langkahku. Hingga di sisi pagar. Aku berdiri di hadapmu.
"Keinginan itu, Tak akan berubah!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H