Kulempar pandang ke depan rumah. Bersisa gerimis. Terlihat dari bias cahaya lampu angkot. Di jalan yang mulai sepi. Aku beralih menatapmu. Kau melirik jam di pergelangan tanganmu. Menatapku sambil tersenyum. Gelengkan kepala. Aku tertawa.
"Mas Belum mau pulang!"
"Masih empat puluh menit lagi"
Aku berusaha memahami alur pikirmu. Setahun terakhir, kau seperti berhitung. Tentang waktu pertemuan. Walau acapkali. Bertemu dihiasi tangismu. Ada atau tanpa sebab yang mampu kumengerti.
"Mas..."
"Hah?"
"Tak apa, kalau Nik ikut ke kampung?"
"Kan sudah pernah?"
"Tapi besok..."
"Karena ada Amak?"
Kutatap wajahmu. Kau anggukkan kepala. Menunggu. Aku tersenyum. Nikmati asap rokok. Kuhempas perlahan.