Hingga beberapa teman, menyadur cara itu dan ditempelkan secara acak di dinding-dinding kampus. Kukira lebih efektif, dibandingkan membuat selebaran atau stensilan dengan banyak kalimat.
Dwi Koendoro Brotoatmojo nama lengkap Dwi Koen, Lahir di Banjar Jawa Barat (13 Mei 1941), melalui pendidikan dasar di Bandung, SMP di Surabaya, dan sempat mengenyam pendidikan di Akademi Seni Rupa Indonesia Yogyakarta.Â
Dia memulai karier sebagai ilustrator di beberapa koran harian serta penerbitan, juga dunia pertelevisian di Yogyakarta.
Dwi Koen menikah dengan Hurian Dewasih (1969) dan dikaruniai 3 orang anak yaitu Wahyu Ichwandardi, Waluyo Ichwandiardono, dan Alfi Ichwandito.Â
Kendati Dwi Koen membebaskan ketiga anaknya untuk memilih bidang yang disukai. Sekarang, ketiga anaknya juga bekerja di media. Mengikuti sang ayah, di dunia ilustrasi dan gambar.
Sejak 1976, Dwi Koen bergabung sebagai karyawan tata artistik dan ilustrator di PT Kompas Gramedia hingga terakhir menjadi staf redaksi harian Kompas. Tak hanya bidang ilustrasi, Dwi Koen juga menjamah film.Â
Film animasinya pernah mendapat penghargaan Internasional Animation Festival Hiroshima (1984), Piala Citra kategori Film Dokumenter (1981) juga film iklan 1976. Selain itu, dia juga aktif di organisasi profesi semisal Asosiasi Animasi Indonesia.
Panji Koming : Berawal dari Pekerjaan Sambilan, Kritik Humor, Karakter Prangko Indonesia, dan Menjadi Kajian Ilmiah
Panji Koming, hanya salah satu dari banyak karya Dwi Koen, semisal Om Pasikom, Sawung Kampret. Versiku, sosok unik yang tergambar dari komik Panji Koming dan aneka karakter di dalamnya, yang memancangkan nama Dwi Koen tak hanya nasional, tapi juga dunia.Â
Pada Tahun 1999, karakter Panji Koming terpilih menjadi gambar prangko Indonesia.
Komik Strip Panji Koming pertama kali hadir di surat kabar Kompas edisi Minggu 14 Oktober 1979. Kata "Koming" selain singkatan dari "Kompas Minggu" juga berarti "Bingung" atau "Gila". Diciptakan atas sasaran dari Kartunis senior G.M. Sidharta.