Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Merengkuh Fakta Sejarah Melalui Literasi

18 Agustus 2019   20:48 Diperbarui: 19 Agustus 2019   04:34 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Masa hal receh dipermasalahkan? Aku coba narasikan yang biasanya aku sampaikan pada teman-temanku, efek pembiaran dari kekeliruan sederhana. Misal, seorang kakek menulis catatan harian yang dicetak stensilan dengan kalimat:

"Aku adalah pembantu seorang jenderal, yang bertugas di Medan pada tahun 60-an. Dua tahun kemudian pindah tugas ke Jakarta."

Sang Ayah. Guna memberi motivasi kepada anaknya akan pelajaran hidup serta perjuangan hingga menjadi pengusaha sukses. Menulis outobiografi yang dicetak sendiri dengan kalimat:

"Ayahku adalah seorang jenderal, yang bertugas di Medan pada tahun 60-an. Dua tahun kemudian pindah tugas ke Jakarta."

Nah! Sang Ayah, sengaja menghilangkan kata "pembantu". Hanya satu kata, tapi efeknya luar biasa, kan? Setidaknya, terbaca keren. Kalau menjadi anak jenderal! Toh, buku itu diterbitkan sendiri.

Seiring tahun, ternyata si anak terjun ke dunia politik. Menjadi figur publik. Kembali menerbitkan biografi dirinya sendiri. Berpijak dari outobiografi sang ayah. Kalimat di buku itu kira-kira;

"Kakekku adalah seorang jenderal, yang bertugas di Medan pada tahun 60-an. Dua tahun kemudian pindah tugas ke Jakarta."

Tuh? Coba semisal rahasia kecil pelenyapan kata "pembantu" itu, diketahui lawan-lawan politik dari si anak? Aih, gak usah dipikir, ya? Kan, hanya contoh? Haha...

Illustrated by pixabay.com
Illustrated by pixabay.com
Pelurusan Sejarah itu, Butuh Perjuangan Panjang! Tapi Harus Tetap Dilakukan!

Benarkah? Butuh waktu 60 tahun bagi Belanda untuk mengakui tanggal Kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Tepatnya tanggal 16 agustus 2005, Saat Menlu Belanda Bernard Rudolf Bot menyatakan dalam pidato di gedung Departemen Luar Negeri yang saat itu dipimpin oleh Menlu Hassan Wirajuda.

Sehari kemudian, Menlu Bot untuk pertama kali mewakili Belanda, hadir pada Upacara Kenegaraan Peringatan Kemerdekaan Indonesia. Yang sudah mencapai angka 60! Lama, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun