"Siap! Makasih, Uni!"
Aku berbalik. Kau masih diam. Kuanggukkan kepala. Kau mengerti. Segera ulurkan tangan pada Ni Yul. Bertukar salam. Tanganmu digenggam erat, belum dilepaskan. Ni Yul menatapmu.
"Jangan lupa undang Uni, ya?"
Wajahmu kembali memerah. Tundukkan kepala. Tak menjawab. Tanganmu tak dilepas. Kau pasti tahu, Ni Yul menunggu jawabmu. Tak kentara, kau anggukkan kepala. Segera menarik tanganmu. Ni Yul tertawa. Terburu, kau raih lenganku. Mengajak pergi.
Kuangkat tangan. Tawa Ni Yul masih terdengar. Toga dan jubah hitam. Terlipat rapi dalam bungkusan plastik bening sudah di tanganmu. Berdua, segera tinggalkan Dekanat Hukum. Menuju masjid kampus.
Usai dzuhur. Kau kutemui. Sudah menunggu di beranda masjid. Jubah hitam di tanganmu, tak lagi dalam bungkusan plastik. Aku duduk di sebelahmu.
"Mas coba dulu!"
"Malu!"
"Haha..."
"Malah ketawa?"
"Sejak kapan malu?"