Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Panitia Kurban Itu, Orang Penting Sekaligus Tabah!

11 Agustus 2019   21:12 Diperbarui: 12 Agustus 2019   00:00 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika berhadapan dengan orang tak dikenal, akan lebih mudah. Susahnya, kalau yang datang adalah orang yang dikenal! Siap-siap saja besok tak lagi disapa! Haha....

Menjadi Panitia Mesti Tabah, tapi Mengasyikkan!

Jika gagal mengemas kegiatan penyembelihan hewan kurban secara rapi dan sesuai perencanaan. Maka desas-desus dan kesalahan itu akan ditimpakan kepada panitia.

Semisal, urusan daging terlalu sedikit atau kecil, terlalu banyak tulang atau pencucian yang tidak bersih atau malah terlambat membagikan. Hal-hal ini, biasanya akan dilahap oleh telinga panitia. Belum lagi, jika ada orang yang melakukan perbandingan dengan paket kurban dari Masjid atau tempat lain. Maka, panitia mesti tabah!

Namun, jika prosesi itu berjalan lancar. Apalagi, terkadang momen kerja gotong royong ini memantik kebersamaan. Saat di hari biasa, jarang saling bercengkrama. Waktu setengah hari, cukup untuk melebur sekat-sekat perbedaan. Jika sudah begitu, aneka senyuman akan bertebaran seantero anak negeri! Haha..

Demikianlah, kira-kira refleksiku jika terlibat dalam kepanitiaan kurban. Bisa saja ada kisah dengan warna lain, tah?

Versiku, terlibat dalam suka duka saat menjadi panitia kurban adalah bagian dari memahami makna dan nilai pengorbanan minimal. Mungkin saja, ada yang mampu membeli lebih dari ukuran daging kurban yang diterima. Namun secara imajiner, akan beda rasa dan ceritanya, kan?

Akhirnya. Selamat hari raya iduladha 1440 H. Selamat menikmati masakan di rumah. Hati-hati dan tetap menjaga kesehatan, jangan lupa senyum, ya?

Hayuk salaman!

Curup, 11.08.2019
zaldychan
[ditulis untuk Kompasiana]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun